Skip to main content

Pertumbuhan di atas 30%, JNE akan Bangun Mega Hub Automasi

Setelah dua dasawarsa lebih melayani kebutuhan pelanggan setianya, dengan jasa pengiriman dalam dan luar negeri. PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) akan meningkatkan kapasitas pengiriman, dengan berencana membangun mega hub di Cengkareng, Jakarta Barat.

Hal tersebut di lakukan oleh perusahaan yang didirikan tahun 1990 ini lantaran volume pengiriman telah mencapai 800 ribu hingga 1 juta per hari. Pembangunan di lahan seluas 40.000 meter persegi akan dimulai pada kuartal II atau kuartal III tahun 2018, dan diharapkan dapat digunakan pada 2019.

Direktur Utama JNE, Mohammad Feriadi, seperti yang dikutip dari Kontan.co.id (29/10/2017), mengatakan bahwa pertumbuhan di atas 30% selama lima tahun terakhir harus segera diantisipasi. “Kita menginginkan prosesnya automasi sehinggga lebih cepat dan juga bisa meminimalisir kesalahan,” tambahnya.

Dengan sistem yang serba otomatis, Feriadi berharap, mega hub yang akan di bangun di Cengkareng tersebut bisa membantu proses sortir dan pengiriman. Untuk nilai investasi pembangunan mega hub itu, Feriadi menyatakan belum bisa memberitahu secara rinci dikarenakan masih dalam tahap pitching vendor. “Angkanya kita belum dapat, berapa yang akan kita investasikan untuk automasi itu. Masing-masing vendor memberikan penawaran yang berbeda, tentu kita akan pilih yang kira-kira wajar untuk kita. Tapi pastinya angkanya cukup signifikan,” jelasnya.

Dengan adanya mega hub yang memiliki automasi harapannya dapat menambah kapasitas pengiriman JNE hingga lebih dari 1 juta per hari. Selama ini JNE memiliki beberapa hub di Jakarta salah satunya di Cimanggis dengan luas lahan sebesar 17.000 meter persegi. Dengan adanya mega hub ini maka hub-hub lain rencananya akan diubah fungsinya. (justcoffeecopy/ilustrasi dok. JNE)

Comments

Popular posts from this blog

Ini Dia BUMN yang Diamanatkan UU Nomor 7 Tahun 2011

BUMN ini selalu berkaitan dengan “Empat huruf” atau biasa disebut dengan UANG . Justcoffeecopy akan memberikan sedikit informasi mengenai BUMN ini. Semoga tulisan ini bisa menghilangkan dahaga penasaran Anda!   Peruri merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk melaksanakan pencetakan uang rupiah, baik uang kertas maupun uang logam, sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Didirikan pada 15 September 1971, Peruri merupakan gabungan dari 2 (dua) Perusahaan Negara (PN), yaitu PN Pertjetakan Kebajoran dan PN Artha Yasa, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 1971, selanjutnya diubah dengan PP Nomor 25 Tahun 1982, kemudian diubah kembali dengan PP Nomor 34 Tahun 2000 dan perubahan terakhir melalui PP Nomor 32 Tahun 2006. Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia merupakan pihak pemilik modal yang menyetujui arah sasaran, strategi

Bank Ini Memiliki Tujuan Tunggal

Sejak 1 Juli 1953, bangsa Indonesia memiliki sebuah bank sentral dengan nama Bank Indonesia. Sekilas mengenai Bank  Sentral Republik Indonesia yang berwenang menetapkan peraturan hukum pelaksana Undang Undang yang mengikat seluruh masyarakat luas, sesuai tugas dan wewenangnya.   Sejarah Bank Indonesia dimulai dari pendirian De Javasche Bank N.V. oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1828. De Javasche Bank berfungsi sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Setelah Indonesia merdeka, dilakukan proses nasionalisasi terhadap De Javasche Bank. Pada 15 Desember 1951, diumumkan Undang Undang tentang nasionalisasi De Javasche Bank. Selanjutnya, pada 29 Mei 1953, Presiden mengesahkan Undang Undang Pokok Bank Indonesia dan sejak 1 Juli 1953, bangsa Indonesia memiliki sebuah bank sentral dengan nama Bank Indonesia. Undang Undang Nomor 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan tugas Bank Indonesia yakni menjaga stabilitas Rupia

Menikmati Keindahan Maha Karya Langkat, di Kolam Turqoise Air Terjun Namu Belanga

Untuk mendapati suguhan panorama alam nan eksotis, mungkin anda harus mencoba ke tempat wisata ini. Objek wisata di tanah melayu ini terbilang jarang diketahui para wisatawan domestik apalagi asing. Berlokasi di Desa Rumah Galoh, kecamatan Sei Bingai, kabupaten Langkat sekitar dua jam dari kota Medan, Sumatera Utara.  Desa yang terletak di jalan besar Binjai – Sei Bingai (arah Namu Ukur) dengan jarak sekitar 30 Km dari pusat Kota Binjai. Di desa ini lah yang menjadi titik awal pemberhentian menuju Namu Belanga, pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dapat menitipkannya ke warung-warung terdekat untuk kemudian menyewa jasa pemandu. Biaya untuk jasa sewa pemandu tergantung kemampuan anda melakukan negosiasi. Satu hal yang pasti, tidak perlu sungkan karena para pemandu yang tidak lain adalah penduduk lokal, relatif ramah dan komunikatif kepada para pengunjung. Perjalanan dari Desa Rumah Galoh menuju lokasi Namu Belanga memakan waktu sekitar satu setengah jam lebih dengan berjalan