Justcoffeecopy- Takbir, itu pertama kali yang diteriakkan oleh Wajer, fotografer Justcoffeecopy ketika melihat golden sunrise di puncak Gunung Penanggungan.
Dari puncak gunung kami juga disuguhi pemandangan beberapa gunung yaitu gunung Arjuna dan puncak tertinggi Jawa Mahameru. "Sungguh maha karya yang tak ada bandingnya," begitu yang bisa kami ungkapkan.
Pesona golden sunrise dipadu dengan keindahan suasana sekitar mengingatkan saya ketika masih kuliah di jurusan Jurnalis, tertanam dalam ingatan bahwa cahaya matahari terbaik itu ketika pukul 9 pagi. Ketika jam tersebut bangunan akan tampak lebih cantik ketika terkena matahari pagi.
Tetapi semua berubah ketika kami mendaki Gunung Penanggungan. Hari itu, wisatawan manca negara mengajarkan bahwa momen matahari terbit dan matahari terbenam adalah sebuah keindahan yang worth to be seen in every place you visit.
Sejak itu, momen matahari terbit dan matahari terbenam menjadi hal utama ketika kami menyusun itinerary. Bahkan bisa dibilang semua hal tergantung di mana posisi lokasi matahari terbit dan terbenam.
Penanggungan memang terkenal dengan atraksi sunrisenya. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara jauh-jauh hanya untuk menyaksikan sunrise di Penanggungan. Jajaran pegunungan yang ada di kawasan ini semakin membuat kesan eksotis.
Perpaduan antara keindahan alam dan kearifan budaya di kawasan Gunung Penanggungan membuat perjalanan kali ini terasa istimewa. Penanggungan dengan segala keindahannya, mampu menyuguhkan pesona alam yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Jika sahabat pendaki atau traveler sedang berkunjung ke Jawa Timur, khususnya ke Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan wajib rasanya untuk mampir sejenak di Penanggungan.
Perlu diketahui puncak Gunung Penanggungan ini sekitar 1653 MDPL dengan trek bebatuan dan berpasir. Di gunung ini para pendaki atau traveler tidak akan menemukan trek 'bonus' sebab semua trek di Penanggungan menanjak sampai puncak.
Merasa tertantang? Jangan lupa untuk selalu menjaga kelestarian alam sehingga anak cucu kita nanti masih bisa menikmatinya. Rudi/Foto : Wajer
Comments
Post a Comment