Perseroan yakin bahwa setiap peluang pertumbuhan yang muncul dapat Perseroan manfaatkan sebaik mungkin. Saat ini, Perseroan menyediakan berbagai layanan penerbangan berkualitas, seperti penyewaan pesawat dan helikopter, kargo udara, bengkel pemeliharaan dan jasa terkait lainnya, untuk industri minyak, gas dan pertambangan di Indonesia dan Asia Tenggara, di darat dan lepas pantai. Berikut pencapaian mengenai PerusahaanTransportasi Udara ini.
PT. Indonesia Transportasi & Infrastruktur, Tbk merupakan anak perusahaan dari PT Global Transport Services. Selama tahun-tahun pertama beroperasi, Perseroan menyediakan layanan penerbangan untuk Pertamina dan kontraktor minyak asing. Sebagai salah satu anggota Asosiasi Helicopter Internasional, Perseroan meraih HAI safety award selama lebih dari 20 tahun berturut-turut.
Pada tahun 2006, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan menjadi perusahaan public dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (sekarang bernama Bursa Efek Indonesia). Pada bulan Desember 2008, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue) I.
Untuk memperkuat kegiatan usahanya, Perseroan menambah armadanya dengan mendatangkan Embraer Legacy 600 dengan nomor registrasi PK-TFS. Pesawat jet ini melakukan penerbangan perdana pada tanggal 21 Januari 2014. Pada tanggal 23 Januari 2014, Perseroan mengembangkan usahanya denngan memasuki industri infrastruktur dan mengubahnya nama menjadi PT Indonesia Transportasi & Infrastructure Tbk. Pada tanggal 6 Februari 2014, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek terlebih dahulu (Non-HMETD) sebagai upaya konversi utang dengan menerbitkan 4.769.461.380 saham baru seri C dengan nilai nominal Rp96.
Saat ini, Perseroan menyediakan berbagai layanan penerbangan berkualitas, seperti penyewaan pesawat dan helikopter, kargo udara, bengkel pemeliharaan dan jasa terkait lainnya, untuk industri minyak, gas dan pertambangan di Indonesia dan Asia Tenggara, di darat dan lepas pantai. Mengkhususkan diri dalam penyediaan jasa evakuasi medis lewat udara, kargo, bengkel pemeliharaan dan third-party operation, geofisika, survey foto udara serta layanan udara bagi industri pariwisata di berbagai daerah terpencil di Indonesia, saat ini Perseroan mengoperasikan berbagai jenis pesawat bersayap tetap serta helikopter, antara lain EC 155 B1, pesawat penumpang, dan ATR 42-500.
Mengutamakan Keselamatan, Pilot dan Mekanik
Untuk mendukung operasinya, Perseroan melakukan investasi cukup besar dengan membangun fasilitas pemeliharaan yang komprehensif di Jakarta dan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Perseroan mengembangkan kapabilitas overhaul pesawat sayap tetap dan helikopter secara in-house dan memenuhi standar yang tinggi sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku di dunia. Senantiasa mengutamakan keselamatan, pilot dan mekanik Perseroan menjalani program pendidikan dan pelatihan di luar negeri secara teratur, untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menangani berbagai jenis pesawat yang menjadi bagian armada Perseroan. Selain itu, Perseroan juga melakukan audit keselamatan dengan melibatkan otoritas keselamatan penerbangan, baik dari dalam negeri dan luar negeri.
Tercatat sebagai operator penerbangan non-reguler (penerbangan terjadwal), PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk menyediakan berbagai layanan transportasi udara dan jasa penerbangan lainnya, yang pada umumnya diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian:
Kontrak
Perseroan menyediakan layanan penyewaan pesawat bersayap tetap dan helikopter untuk periode kontrak jangka pendek (di bawah 1 tahun), menengah (1-3 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 3 tahun).
Spot Charter
Perseroan menyediakan layanan penyewaan pesawat bersayap tetap dan helikopter untuk kebutuhan insidental, seperti evakuasi medis. Pelanggan membayar layanan berdasarkan waktu penggunaan. Untuk mendukung kegiatan usahanya, Perseroan melakukan pemeliharaan dan mengembangkan armadanya sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Aset Perseroan pada tahun 2016 tercatat sebesar USD94.297.475
Selama tahun 2016 permintaan spot charter terus berjalan, selain kontrak jangka panjang Perseroan yang telah ada. Karena kondisi ekonomi baru mulai membaik akhir tahun 2016 maka belum ada kontrak charter jangka panjang yang diraih Perseroan. Aset Perseroan pada tahun 2016 tercatat sebesar USD94.297.475, mengalami penurunan 13,04% dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD108.438.664.
Sedangkan pendapatan usaha Perseroan tercatat sebesar USD16.275.140, turun 5,22% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni USD17.171.194. Pendapatan yang diperoleh dari pengoperasian jasa pelabuhan tercatat sebesar USD3.199.683, turun 25,53% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni USD4.016.617. Harga saham IATA pada awal tahun 2016 dibuka pada harga Rp. 50 di awal tahun dan ditutup pada harga Rp. 50 pada akhir 2016 dengan harga tertinggi mencapai Rp. 69, dan harga terendah Rp. 50. Kondisi ekonomi global yang kurang baik yang mempengaruhi prospective client disikapi Perseroan dengan melakukan improvement internal, melakukan penjualan spot charter dan meningkatkan kinerja anak perusahaan. (sumber annual report PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk 2016)
Comments
Post a Comment