Pegadaian berawal sejak tahun 1746 hingga berdirinya Pegadaian Negara pertama di Sukabumi tanggal 1 April 1901. Berikut perjalanan PT Pegadaian (Persero) hingga kini!
Sejarah PT Pegadaian (Persero), atau disebut juga dengan “Perusahaan” atau “Pegadaian”, dikelompokkan dalam 2 (dua) era, yaitu era kolonial/penjajahan dan era kemerdekaan. Dapat tergambar bahwa bisnis gadai sudah melekat sejak lama dalam keseharian masyarakat Indonesia. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan tonggak sejarah Pegadaian yang berawal sejak tahun 1746 hingga berdirinya Pegadaian Negara pertama di Sukabumi tanggal 1 April 1901. Era Kolonial Berdasarkan sejarah pendirian Pegadaian, terlihat bahwa bisnis gadai memang sudah lama dikenal dalam keseharian masyarakat Indonesia, dengan menjadi lembaga formal sejak Pemerintah Kolonial Belanda melalui pendirian Bank Van Leening oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai.
Momentum awal pendirian lembaga Pegadaian di Indonesia itu terjadi pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1811, Bank Van Leening dibubarkan dan sebagai gantinya, masyarakat mendapat keleluasaan mendirikan usaha Pegadaian sepanjang mendapat lisensi dari Pemerintah daerah setempat (liecentie stelsel).
Dalam perkembangannya, metode tersebut berdampak buruk. Pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa saat itu, yaitu Inggris. Inggris kemudian mengganti metode liecentie stelsel menjadi pacth stelsel, yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada masyarakat umum yang mampu membayarkan pajak tinggi kepada pemerintah.
Saat Belanda berkuasa kembali, metode tersebut masih tetap dipertahankan dan menghasilkan dampak yang sama. Pemegang hak banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Tak ingin hal tersebut terus terjadi, Pemerintahan Hindia Belanda mencari jalan keluar dengan menerapkan cultuurstelsel yang kajiannya mengusulkan agar kegiatan Pegadaian ditangani oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Kemudian, diterbitkanlah peraturan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan usaha monopoli pemerintah sehingga berdirilah lembaga Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 April 1901.
Remittance & Payment
Momentum itulah yang menjadikan tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Pada masa Jepang berkuasa, Gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 sempat dijadikan sebagai tempat tawanan perang, sehingga Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Pegadaian berdiri atas dasar keinginan mulia Pemerintah untuk membantu masyarakat luas yang membutuhkan solusi pendanaan, mencegah ijon, rentenir dan pinjaman tidak wajar lainnya guna meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil serta mendukung program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional.
Dalam perjalanannya, Pegadaian saat ini tidak hanya sebagai sebuah lembaga pembiayaan, namun telah berkembang sebagai solusi bisnis terpadu bagi masyarakat melalui ragam produk dan layanan yang diberikan, yakni produk pembiayaan gadai dan fidusia bagi masyarakat yang membutuhkan likuiditas (pendanaan), produk investasi emas secara mudah dan aman bagi masyarakat yang kelebihan likuiditas, serta produk aneka jasa (remittance & payment) bagi masyarakat yang membutuhkan layanan percepatan transaksi keuangan.
Pendapatan Usaha Perseroan tahun 2016 tercatat sebesar Rp9.708 miliar
Meningkatnya pendapatan usaha Perusahaan tahun 2016 membuat laba usaha Perusahaan juga turut meningkat. Dibandingkan tahun sebelumnya, laba usaha Perusahaan mengalami peningkatan sebesar 15,15%, yaitu dari Rp2.605 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp3.000 miliar tahun 2016. Pencapaian laba usaha tersebut setara dengan 104,65% dari target RKAP yang ditetapkan sebesar Rp2.867 miliar. Laba bersih periode berjalan yang dibukukan Perusahaan tahun 2016 adalah sebesar Rp2.210 miliar, meningkat 14,02% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.938 miliar. Perolehan laba bersih periode berjalan tersebut setara dengan 102,80% target RKAP yang ditetapkan sebesar Rp2.150 miliar.
Peningkatan kinerja keuangan Perusahaan tahun 2016 tidak terlepas dari peningkatan kinerja operasional Perusahaan, dimana realisasi jumlah nasabah tahun 2016 tercatat sebesar 8,91 juta orang, meningkat 16,6% dibandingkan jumlah nasabah tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,64 juta orang. Jumlah nasabah tahun 2016 setara dengan 117,04% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 7,61 juta orang. (sumber annual report Pegadaian/Foto: Istimewa)


Comments
Post a Comment