Skip to main content

Menikmati Keindahan Maha Karya Langkat, di Kolam Turqoise Air Terjun Namu Belanga

Untuk mendapati suguhan panorama alam nan eksotis, mungkin anda harus mencoba ke tempat wisata ini. Objek wisata di tanah melayu ini terbilang jarang diketahui para wisatawan domestik apalagi asing. Berlokasi di Desa Rumah Galoh, kecamatan Sei Bingai, kabupaten Langkat sekitar dua jam dari kota Medan, Sumatera Utara. 


Desa yang terletak di jalan besar Binjai – Sei Bingai (arah Namu Ukur) dengan jarak sekitar 30 Km dari pusat Kota Binjai. Di desa ini lah yang menjadi titik awal pemberhentian menuju Namu Belanga, pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dapat menitipkannya ke warung-warung terdekat untuk kemudian menyewa jasa pemandu.

Biaya untuk jasa sewa pemandu tergantung kemampuan anda melakukan negosiasi. Satu hal yang pasti, tidak perlu sungkan karena para pemandu yang tidak lain adalah penduduk lokal, relatif ramah dan komunikatif kepada para pengunjung. Perjalanan dari Desa Rumah Galoh menuju lokasi Namu Belanga memakan waktu sekitar satu setengah jam lebih dengan berjalan kaki.

Tidak hanya berjalan menyusuri perladangan, anda juga akan dibawa menuruni celah jurang terjal untuk kemudian menyusuri aliran air sungai untuk menemukannya. Tapi jangan khawatir, beratnya medan yang anda lalui, pasti terbayar dengan menyaksikan keindahan alam berupa air tejun dengan kolam bentukan alam dan kejernihan airnya. Tidak berlebihan menyebutnya sebagai sebuah surga yang tersembunyi. Ya, itulah Namu Belanga, atau ‘Pemandian Alam Dewi Shinta’ atau Air Terjun Siluman. Air terjun ini memiliki beberapa nama, sebagian masyarakat lokal akrab menyebutnya dengan ‘Pemandian Alam Dewi Shinta’ atau Air Terjun Siluman sekaligus Namu Belanga.

Keindahan alam yang bercampur dengan beningnya air terjun mampu menghipnotis dan membuat pengunjung ingin berlama-lama disini. Air Terjun Namu Balanga memiliki keunikan yaitu airnya jernih dan bening seperti kaca, sehingga pengunjung dapat melihat dasar permukaan air tanpa ada halangan.

Sejauh mata memandang, ketinggian air terjunnya mencapai kurang lebih 30 meter. Semburan air dari sungai di puncaknya tidak lantas jatuh ke dasar, melainkan mengalir melewati susunan berbatuan cadas yang diukir oleh alam. Sebuah kolam turqoise jernih yang terbentang di bawahnya pun segera membangkitkan semangat pengunjung untuk segera merasakan kesegaran dan kedinginan airnya. Kedalaman kolam yang relatif dangkal, sekitar dua meter menjadikannya tempat yang seru untuk berenang ataupun sekadar bermain air. Tidak sedikit pula pengunjung yang memanfaatkannya sebagai spot untuk ber–selfie ria.

Sementara bagi anda yang cukup lincah dan bernyali besar, tidak ada salahnya mencoba cliff jumping, sebab latar bebatuan di sekitarnya masih bisa digunakan sebagai tempat berpijak. Begitu selesai bercengkrama dengan dinginnya air, acara santap siang di alam liar semakin menambah kenikmatan tersendiri untuk wisata anda kali ini.


Sebagai sebuah objek wisata yang baru dikenal secara umum, Namu Belanga sendiri masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat lokal. Menurut informasi dari masyarakat sekitar, Namu Belanga sendiri baru ramai di kunjungi sejak tahun 2014. Oleh karena itu, masyarakat mulai mencoba memperbaiki sendiri akses jalan untuk mempermudah para pengunjung menuju lokasi.

Pemerintah sendiri belum ikut campur tangan dalam mengembangkan wilayah ini sebagai daerah tujuan wisata. Masyarakat sekitar berharap, pemerintah ikut peduli dalam mengembangkan lokasi ini sebagai objek wisata. Berbagai sarana dan prasarana harusnya dibangun untuk lebih memudahkan para pengunjung yang tentunya berdampak pada meningkatkan jumlah kunjungan. Selamat berpetualang! (berbagai sumber/Foto : Istimewa)

Comments

Popular posts from this blog

Ini Dia BUMN yang Diamanatkan UU Nomor 7 Tahun 2011

BUMN ini selalu berkaitan dengan “Empat huruf” atau biasa disebut dengan UANG . Justcoffeecopy akan memberikan sedikit informasi mengenai BUMN ini. Semoga tulisan ini bisa menghilangkan dahaga penasaran Anda!   Peruri merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk melaksanakan pencetakan uang rupiah, baik uang kertas maupun uang logam, sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Didirikan pada 15 September 1971, Peruri merupakan gabungan dari 2 (dua) Perusahaan Negara (PN), yaitu PN Pertjetakan Kebajoran dan PN Artha Yasa, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 1971, selanjutnya diubah dengan PP Nomor 25 Tahun 1982, kemudian diubah kembali dengan PP Nomor 34 Tahun 2000 dan perubahan terakhir melalui PP Nomor 32 Tahun 2006. Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia merupakan pihak pemilik modal yang menyetujui arah sasaran, strategi

Bank Ini Memiliki Tujuan Tunggal

Sejak 1 Juli 1953, bangsa Indonesia memiliki sebuah bank sentral dengan nama Bank Indonesia. Sekilas mengenai Bank  Sentral Republik Indonesia yang berwenang menetapkan peraturan hukum pelaksana Undang Undang yang mengikat seluruh masyarakat luas, sesuai tugas dan wewenangnya.   Sejarah Bank Indonesia dimulai dari pendirian De Javasche Bank N.V. oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1828. De Javasche Bank berfungsi sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Setelah Indonesia merdeka, dilakukan proses nasionalisasi terhadap De Javasche Bank. Pada 15 Desember 1951, diumumkan Undang Undang tentang nasionalisasi De Javasche Bank. Selanjutnya, pada 29 Mei 1953, Presiden mengesahkan Undang Undang Pokok Bank Indonesia dan sejak 1 Juli 1953, bangsa Indonesia memiliki sebuah bank sentral dengan nama Bank Indonesia. Undang Undang Nomor 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan tugas Bank Indonesia yakni menjaga stabilitas Rupia