Riwayat Telkom secara singkat dimulai pada tanggal 23 Oktober 1856, ketika Pemerintahan Belanda untuk pertama kalinya di Indonesia menyediakan layanan telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Bogor. Tanggal 23 Oktober kemudian diperingati sebagai tanggal berdirinya Telkom. Sebelum memasuki masa kemerdekaan, Pemerintah Belanda mendirikan “Post en Telegraafdienst” yang beroperasi menyediakan layanan pos dan telegraf, serta membentuk Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst) yang mengatur tata layanan pos dan telekomunikasi.
Setelah merdeka, Pemerintah Indonesia mengubah status jawatan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (“PN Postel”) pada tahun 1961. Kemudian, pada tahun 1965, Pemerintah melakukan spin-off jasa telekomunikasi dengan membentuk badan baru Perusahaan Negara Telekomunikasi (“PN Telekomunikasi”). PN Telekomunikasi menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi Indonesia (Perumtel) pada tahun 1974 dan kemudian menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25 Tahun 1991 hingga sekarang.
Pada tanggal 26 Mei 1995, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan peluncuran kartuHalo paskabayar. Telkomsel secara konsisten melayani negeri, menghadirkan akses telekomunikasi kepada masyarakat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Telkomsel adalah operator seluler di Indoensia dan memiliki jaringan terluas yang mampu menjangkau lebih dari 95% populasi Indonesia di seluruh penjuru Nusantara untuk melayani kebutuhan komunikasi berbagai lapisan masyarakat.
Kegiatan usaha Telkom awalnya dibagi dalam 12 Wilayah Telekomunikasi (Witel). Kemudian pada tahun 1995 ditata ulang menjadi tujuh Divisi Regional (Divre), yaitu Divre I Sumatera, Divre II Jakarta dan sekitarnya, Divre III Jawa Barat, Divre IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Divre V JawaTimur, Divre VI Kalimantan, dan Divre VII Indonesia BagianTimur. Pada tahun yang sama, yaitu pada tanggal 14 November 1995, Telkom untuk pertama kalinya mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Saham Telkom juga tercatat dan diperdagangkan di NYSE (New York Stock Exchange) dan LSE (London Stock Exchange) dalam bentuk ADS dan secara publik ditawarkan tanpa listing di Tokyo Stock Exchange.
Telkomsel merupakan operator seluler terkemuka di Indonesia dengan lebih dari 173.9 juta pelanggan, 129,033 BTS dengan jangkauan jaringan terluas di Indonesia. Di tengah perubahan lingkungan industri yang sangat menantang, Telkom Group yakin bahwa kapitalisasi pasar akan tumbuh secara signifikan. Ini dilakukan dengan cara memberikan nilai lebih kepada pelanggan melalui inovasi produk dan layanan, mendorong sinergi serta membangun ekosistem digital yang kuat baik di pasar domestik maupun internasional.
Telkom Group sedang bertransformasi menjadi digital telecommunication company dengan visi menjadi King of Digital in The Region, raja layanan telekomunikasi dan digital di udara, darat, dan di laut. Telkom terus melakukan digitalisasi seluruh proses, berinovasi untuk memberikan customer experience terbaik serta mengimplementasikan transformasi organisasi yang ramping (lean) dan lincah (agile) untuk meraih keunggulan kompetitif dan kapabilitas digital yang handal.
Untuk pelanggan segmen korporat, kami menyediakan layanan integrated solution dengan konsumsi bandwidth in service sebesar 2.524 Gbps di tahun 2016. Selain itu Telkom melayani 173,9 juta pelanggan seluler dengan 60 juta pelanggan mobile broadband dan 4,3 juta pelanggan fixed broadband dengan 1,62 juta pelanggan IndiHome per akhir tahun 2016.
Telkom meraih Pendapatan sebesar Rp116,3 triliun
Kinerja Telkom tahun 2016 mencatatkan petumbuhan double digit untuk Pendapatan, EBITDA dan Laba Bersih atau triple double digit. Telkom memiliki kapabilitas yang baik dalam menyusun dan mengeksekusi strategi, menetapkan prioritas serta membuat penyesuaian atas strategi sesuai karakteristik industri telekomunikasi yang sangat dinamis.
Selama tahun 2016, Telkom meraih Pendapatan sebesar Rp116,3 triliun, tumbuh sebesar 13,5% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, EBITDA tumbuh sebesar 15,7% menjadi Rp59,5 triliun dan Laba Bersih tercatat sebesar Rp19,4 triliun atau tumbuh sebesar 24,9% dibandingkan laba bersih pada tahun sebelumnya. Dari sisi operasional, Telkom berhasil meraih akumulasi pelanggan fixed broadband sebanyak 4,3 juta hingga akhir tahun 2016, dengan pelanggan IndiHome triple play mencapai 1,6 juta sebagai buah dari kerja keras Perusahaan dalam memasyarakatkan layanan fixed broadband.
Sementara itu pada unit usaha selular, jumlah pelanggan Telkomsel tetap tumbuh sebesar 13,9% menjadi 173,9 juta pelanggan yang tersebar hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Lebih jauh lagi, Telkom tidak hanya berkontribusi pada pengembangan industri telekomunikasi namun juga memberikan multiplier effect secara sosial ekonomi kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan bentuk-bentuk lainnya terutama kemudahan konektivitas yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi.
Proyek Pembangunan Kabel Bawah Laut Southeast Asia–United States (SEA-US)
Selama tahun 2016, Telkom mengeluarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 29,2 triliun atau sekitar 25% dari Pendapatan di tahun 2016. Belanja modal ini terutama untuk memperkuat infrastruktur guna mengantisipasi meningkatnya kebutuhan layanan broadband, baik segmen mobile maupun fixed yang pertumbuhannya cukup pesat. Telkomsel terus memperkuat jaringannya dari sisi kapabilitas, coverage, kapasitas, maupun kualitas layanan. Sepanjang tahun 2016 Telkomsel telah membangun 25.744 BTS, sehingga pada akhir tahun Telkomsel memiliki 129.033 BTS atau naik 24,9% dari tahun sebelumnya dan sekitar 61% adalah BTS 3G/4G.
Bersama konsorsium lainnya, Telkom sedang menuntaskan proyek pembangunan kabel bawah laut Southeast Asia–United States (SEA-US) dengan panjang sekitar 15.000 km, menghubungkan Indonesia (Manado) dengan Amerika Serikat (Los Angeles). Proyek ini ditargetkan akan selesai pada paruh kedua tahun 2017. Telkom juga telah memulai proyek Indonesia Global Gateway (IGG) yang menghubungkan Dumai - Manado, sekaligus mengintegrasikan jaringan SEA-ME-WE 5 dan SEA-US ke dalam jaringan backbone Telkom. Proyek ini diharapkan selesai pada tahun 2018.
Proyek penting lain yang kami selesaikan pada tahun 2016 adalah pembangunan data center berkelas dunia seluas 20.000 m di Jurong - Singapura yang dioperasikan oleh entitas anak Perseroan, yaitu Telin Singapore. Data center yang terdiri dari Tier-3 dan Tier-4 ini menyasar segmen korporasi global. Hingga akhir 2016, total data center Telkom baik di domestik maupun regional hampir mencapai 100.000 m. (sumber annual report PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 2016/Foto: Istimewa)


Comments
Post a Comment