Skip to main content

53 tahun Melayani Aparatur Sipil Negara

Melalui 6 Kantor Cabang Utama, 7 Kantor Cabang tipe A, 14 Kantor Cabang tipe B, 19 Kantor Cabang tipe C dan 9 Kantor Cabang tipe D, Perseroan selalu meningkatkan layanan yang terbukti dengan jumlah pembayaran manfaat yang semakin meningkat. 

Selama tahun 2016, pembayaran manfaat Tabungan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian mencapai Rp8,11 triliun, meningkat 79,26% bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp4,52 triliun.  

Berikut perjalanan Perseroan yang telah melayani Aparatur Sipil Negara dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang sejarah abdi Negara di Indonesia.

 

53 tahun, PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PERSERO) atau disingkat PT TASPEN (PERSERO) telah melayani Aparatur Sipil Negara dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang sejarah abdi Negara di Indonesia.

Berawal dari Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang diselenggarakan tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta yang menghasilkan Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 dimana dalam keputusan tersebut menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial sebagai bekal bagi Pegawai Negeri dan keluarganya di masa purna bakti, pada tanggal 17 April 1963 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963 didirikan Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN TASPEN).

Sebagai tindak lanjut amanat Peraturan Pemerintah RI Nomor  25  tahun 1981, pada tanggal 22 September 1986 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 822/KMK.03/1986, Perseroan menyelenggarakan pembayaran pensiun bagi Pegawai Negeri dengan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sebagai pilot project.

Dilanjutkan untuk wilayah Sumatera pada tanggal 31 Oktober 1987 berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 702/KMK.03/1987 dan Jawa serta Madura pada tanggal 27 September 1988 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 812/KMK.03/1988. Pelaksanaan pembayaran pensiun Pegawai Negeri secara Nasional dilaksanakan sejak April 1990 hingga saat ini.

Melalui 6 Kantor Cabang Utama, 7 Kantor Cabang tipe A, 14 Kantor Cabang tipe B, 19 Kantor Cabang tipe C dan 9 Kantor Cabang tipe D, Perseroan selalu meningkatkan layanan yang terbukti dengan jumlah pembayaran manfaat yang semakin meningkat. Selama tahun 2016, pembayaran manfaat Tabungan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian mencapai Rp8,11 triliun, meningkat 79,26% bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp4,52 triliun.

Sementara pembayaran manfat pensiun mencapai Rp76,03 triliun, meningkat sebesar 1,07% bila dibandingkan dengan tahun tahun 2015 sebesar Rp75,22 triliun. Peningkatan tersebut merupakan konsekuensi dari perubahan batas usia pensiun dari 56 tahun menjadi 58 tahun berdasarkan UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, sehingga Aparatur Sipil Negara yang seharusnya menerima manfaat di tahun 2014 tertunda dua tahun dan jatuh tempo pada tahun 2016, maupun meningkatnya jumlah peserta yang mengalami kejadian kematian pada saat peserta masih aktif.

TASPEN terus berupaya meningkatkan layanan bagi Aparatur Sipil Negara melalui berbagai macam inovasi, mulai dari digital-based service, layanan klim otomatis, layanan kunjungan nasabah hingga layanan klim satu jam yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hal ini merupakan komitmen Perseroan untuk terus meningkatkan kualitas layanan guna tercapainya kesejahteraan Aparatur Sipil Negara yang berkelanjutan.

Hasil Investasi Naik sebesar 30,38% menjadi Rp7,06 triliun



Pencapaian kinerja keuangan TASPEN pada tahun 2016 dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: tingkat kesehatan perusahaan, pertumbuhan aset, pertumbuhan premi, hasil investasi, pendapatan usaha, dan laba komprehensif. Tahun 2016, TASPEN mencatatkan kinerja tingkat kesehatan perusahaan dengan predikat “AA” dan opini auditor Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

TASPEN membukukan pertumbuhan aset yang lebih baik sebesar 15,30% menjadi Rp198,62 triliun di tahun 2016 terutama ditopang oleh kenaikan nilai investasi. Premi dan iuran tumbuh sebesar 11,94% menjadi Rp7,48 triliun di tahun 2016. Sementara itu, hasil investasi mengalami kenaikan sebesar 30,38% menjadi Rp7,06 triliun seiring dengan kenaikan nilai aset investasi menjadi Rp167,35 triliun.

Pendapatan usaha mengalami penurunan sebesar 5,48% menjadi Rp15,07 triliun di tahun 2016. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya pendapatan PSL pemberi kerja sebesar 98,81% menjadi sebesar Rp43,53 miliar dari pencapaian tahun 2015 dan meningkatnya pembayaran klaim kepada peserta sebesar 79,26% dimana terdapat peningkatan yang signifikan pada Program Jaminan Kecelakaan Kerja sebesar 1.407,46% dan Program Jaminan Kematian sebesar 1.694,37%.

Meskipun demikian, TASPEN mampu membukukan kenaikan pendapatan dari premi dan iuran serta hasil investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 11,94% dan 30,38% menjadi Rp7,48 triliun dan Rp7,06 triliun. Kontribusi pendapatan dari premi dan iuran memiliki porsi terbesar yakni 49,63% diikuti oleh hasil investasi sebesar 46,88% di tahun 2016 dibandingkan kontribusinya di tahun 2015 masing-masing sebesar 41,91% dan 33,98%.

Tingkat Solvabilitas sebesar 13,65% lebih tinggi dibandingkan tahun 2015


TASPEN memperoleh laba komprehensif sebesar Rp1,93 triliun atau jauh lebih baik dibandingkan posisi tahun 2015 yang membukukan rugi komprehensif senilai Rp2,41 triliun. Perbaikan profitabilitas ini terutama ditopang oleh keuntungan yang belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual di tahun 2016.

Kinerja keuangan TASPEN dapat dinilai dari beberapa rasio keuangan berikut. Yield on Invesment (YoI) sebesar 10,82% meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 9,83%. Tingkat solvabilitas sebesar 13,65% lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 12,14%. Sementara itu, Return on Asset (ROA) sebesar 0,39% lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 0,70%.

Return on Equity (ROE) sebesar 2,39% juga lebih rendah dari tahun 2015 yaitu 4,92%. Penurunan laba tahun berjalan ini seiring dengan penurunan pendapatan Perseroan sebesar 5,48%. Disisi lain terdapat kenaikan beban pajak penghasilan menjadi Rp114,18 miliar di tahun 2016 dari hanya Rp19,54 miliar di tahun 2015. (sumber annual report TASPEN 2016)

Comments

Popular posts from this blog

Dari Vereniging voor de Effectenhandel hingga menjadi BEI

P asar modal tanah air dimulai dengan peresmian lantai perdagangan bursa saham di Batavia (Jakarta) pada 14 Desember 1912. Nama yang dipakai adalah Vereniging voor de Effectenhandel, cabang dari Amsterdamse Effectenbeurs—Bursa Efek Amsterdam di Belanda. Lalu seperti apa perjalanan lantai bursa saham tanah air kini? Justcoffeecopy akan memberikan sekilas perjalanan PT Bursa Efek Indonesia sekaligus pencapaiannya. Perjalanan PT Bursa Efek Indonesia diawali sejak paruh ke-2 abad 19 saat dimana Pemerintah Hindia Belanda membuka perkebunan di Indonesia. Selanjutnya pasar modal tanah air dimulai dengan peresmian lantai perdagangan bursa saham di Batavia (Jakarta) pada 14 Desember 1912. Nama yang dipakai adalah Vereniging voor de Effectenhandel, cabang dari Amsterdamse Effectenbeurs—Bursa Efek Amsterdam di Belanda. Babak baru pasar modal di Indonesia diiringi dengan pendirian Badan Pelaksana dan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) tahun 1976 melalui PP No. 25/1976 ...

BUILDING GREATER IMPACT AND SHARING GROWTH

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memiliki komitmen untuk berperan serta dalam mendukung dan mensukseskan program Pemerintah,  khususnya dalam pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan bisnis inti Perseroan dalam bidang konstruksi. Melalui berbagai pembangunan infrastruktur yang telah diamanahkan oleh Pemerintah kepada Perusahaan, WIKA menghadirkan pengembangan infrastruktur dan bangunan yang memberikan dampak positif “Create Impact” serta manfaat kepada masyarakat (stakeholders).   Hadirnya infrastruktur dan bangunan dengan desain yang tidak hanya modern, namun infrastruktur dan bangunan yang memiliki konsep “social impact”, dengan manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Untuk mendukung upaya tersebut, WIKA terus melakukan perbaikan dalam berbagai bidang baik kemampuan Human Capital maupun dalam teknologi. Upaya tersebut telah membawa WIKA sebagai salah satu perusahaan yang terdepan dalam ...

Perusahan Beton Pracetak ini Memiliki 10 Pabrik dan Total Aset sebesar Rp4,66 triliun

Serangkaian proses perubahan telah Perseroan susun sesuai road map Perseroan hingga tahun 2020, untuk menjadikan Perusahaan yang kokoh, sehat, dan modern di masa depan. Hal itu Perseroan tempuh dengan bertumpu kepada kekuatan inovasi yang menjadi keunggulan utama Perseroan ini. Perseroan juga dikenal luas sebagai produsen produk-produk beton berkualitas tinggi yang mampu memberikan layanan engineering dan jasa instalasi antara lain pada tiang pancang balok jembatan, pipa, bantalan jalan rel kereta api, dinding penahan tanah, produk beton maritim, dan beton bangunan gedung. Berikut tahapan lanjutan dari perjalanan transformasi Perseroan yang memberikan kekuatan untuk terus menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.   PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton Tbk.) didirikan sebagai salah satu anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Persero)Tbk pada tahun 1997 dengan visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di industri produk beton pracetak. Saat ini WIKA Beton Tbk merupakan produsen b...