Skip to main content

29 juta Pelanggan dengan Pendapatan Kotor Rp21,41 triliun

Agenda Perusahaan ini adalah transformasi Revamp, Rise & Reinvent”, dengan fase “Rise”. Perusahaan melakukan inovasi di jaringan 4,5G dengan spektrum 1.800 MHz. Berikut perjalanan dan pencapaian perusahaan yang telah 20 tahun mewarnai nusantara.


Memulai usaha sebagai perusahaan dagang dan jasa umum pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT grahametropolitan Lestari. pada tahun 1996, perseroan memasuki sektor telekomunikasi setelah mendapatkan izin operasi GSM 900 dan secara resmi meluncurkan layanan GSM. Dengan demikian, XL Axiata menjadi perusahaan swasta pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler. Di kemudian hari, melalui perjanjian kerjasama dengan grup Rajawali dan tiga investor asing (NYNEX, AIF dan Mitsui), nama XL Axiata diubah menjadi PT Excelcomindo pratama.

Pada September 2005, XL Axiata melakukan penawaran Saham Perdana (IPO) dan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang dikenal sebagai Bursa efek Indonesia (BeI). pada saat itu, XL Axiata merupakan anak perusahaan Indocel Holding Sdn. Bhd., yang sekarang dikenal sebagai Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., yang seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. (“ TMI”) melalui TM International (L) Limited. Pada tahun 2009, TMI berganti nama menjadi Axiata group Berhad (“Axiata”) dan di tahun yang sama PT Excelcomindo Pratama Tbk. berganti nama menjadi PT XL Axiata Tbk. untuk kepentingan sinergi.

Saat ini, mayoritas saham XL Axiata dimiliki oleh Axiata melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd (66,4%) dan sisanya dipegang oleh publik (33,6%). Dengan demikian, XL Axiata merupakan anak perusahaan dari Axiata group (“group”) yang merupakan grup di bidang telekomunikasi terbesar di Asia. Adapun beberapa anak perusahaan maupun asosiasi lainnya yang tergabung dalam group adalah celcom (malaysia), Dialog (Sri Lanka), Robi (Bangladesh), Smart (cambodia), ncell (nepal), Idea (India), dan m1 (Singapore).

Dalam 20 tahun beroperasi, XL Axiata terus berfokus pada pelaksanaan agenda transformai 3R  Revamp, Rise & Reinvent”, dengan fase “Rise” – meningkatkan nilai brand XL yang fokus pada infrastruktur data yang canggih guna mengakuisisi pelanggan smartphone yang Data-savvy. XL Axiata terus menyediakan kualitas layanan data terbaik bagi pelanggan dengan meluncurkan dan meningkatkan jaringannya. Jumlah BTS XL Axiata saat ini telah mencapai 84.000 BRS dengan layanan 4G-LTE yang saat ini tersedia di hampir 100 kota dan wilayah Indonesia dengan lebih dari 8.200 4G BTS.

XL Axiata terus berinovasi dan merupakan operator telekomunikasi pertama di Indonesia yang meluncurkan 4,5G Siap dengan spektrum 1.800 MHz. XL Axiata juga memegang Izin Penyelenggaraan Jasa Penyediaan Konten, Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (ISP), Izin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (NAP), Izin penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (VoIP), Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup (Closed Fixed Network/Leased Line) serta Izin Penyelenggaraan Penyelenggaraan Jasa Pengiriman Uang dan Izin Penerbit e-money dari Bank Indonesia yang memungkinkan XL Axiata untuk dapat menyediakan jasa pengiriman uang kepada pelanggannya.

Total Trafik sebesar 162% yoy

Menjawab tantangan masa depan, dimana arah XL Axiata dalam menyediakan layanan telekomunikasi bukan lagi hanya sebagai digital enabler, melainkan untuk menjadi digital partner sehingga memperkuat ikatan sosial antara konsumen, dunia bisnis, dan industri.  Aspirasi XL Axiata menjadi digital partner mengandung arti bahwa perusahaan berorientasi memberikan solusi untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan dunia usaha menjadi lebih baik. 

Semakin pesatnya pertumbuhan layanan 4G-LTE dan pengguna Smartphone mendorong pertumbuhan total trafik sebesar 162% yoy. Sehubungan dengan masih rendahnya penetrasi
broadband di Indonesia, XL Axiata meluncurkan solusi mobile Broadband (MBB) yang disebut “XL go”. Layanan ini memanfaatkan perangkat mi-fi atau router pada jaringan handal 4G-LTE dan 3G untuk terhubung dengan beberapa perangkat. “MBB” tersedia dalam beragam paket, yaitu untuk individu, keluarga (“XL Home”) dan Usaha Kecil dan Menengah (“XL Biz”).

Penetrasi smartphone XL Axiata telah meningkat 21% menjadi 63% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa per akhir Desember 2016, XL Axiata memiliki 29 juta pelanggan smartphone, meningkat 64% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya.


Pendapatan Kotor XL Axiata sebesar Rp21,41 triliun

Dari sisi korporasi, sejalan dengan Agenda Transformasi, XL Axiata melakukan berbagai inisiatif pengelolaan Neraca Keuangan yang bertujuan untuk memperkuat neraca dan mengurangi dampak fluktuasi valuta asing. Salah satunya melakukan rights issue pada semester pertama 2016 dengan menawarkan 2,14 miliar saham baru. Dengan dana hasil rights issue yang digunakan untuk membayar utang ke induk perusahaan. XL Axiata juga merampungkan transaksi penjualan dan sewa kembali menara kepada protelindo, dengan menjual 2.500 menara dan menggalang Rp3,56 triliun yang telah dialokasikan untuk melunasi utang. Hal ini akan memperbaiki rasio gearing XL Axiata dan memperkuat posisi keuangan.

Pada 2016, pendapatan kotor XL Axiata turun sebesar 7% year on year (yoy) dari Rp22,96 triliun menjadi Rp21,41 triliun. Hal ini terutama disebabkan menurunnya pendapatan layanan akibat perubahan perilaku pelanggan dari layanan voice dan SmS ke Data, namun juga dikarenakan turunnya pendapatan sewa tower. Secara positif, sejalan dengan efisiensi yang dilakukan sebagai bagian dari Transformasi.

XL Axiata berhasil menurunkan Beban operasional sebesar 8% yoy dari Rp14,48 triliun menjadi Rp13,28 triliun. Penurunan ini terutama karena karena berkurang biaya infrastruktur sebesar 11% menjadi Rp8,27 trilliun dan berkurangnya biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya sebesar 17% menjadi Rp1,93 triliun. Selain itu, sebagai hasil dari inisiatif Neraca Keuangan XL Axiata berhasil menurunkan rasio utang terhadap ekuitas dari 1,9x menjadi 0,7x. Rasio utang bersih terhadap EBITDA juga turun dari 2,8x menjadi 1,6x. Sedangkan belanja modal sebesar Rp5,58 triliun, meningkat 35% dibanding realisasi tahun 2015 sebesar Rp4,15 triliun. (sumber annual report XL Axiata 2016/Foto: Istimewa)

Comments

Popular posts from this blog

Dari Vereniging voor de Effectenhandel hingga menjadi BEI

P asar modal tanah air dimulai dengan peresmian lantai perdagangan bursa saham di Batavia (Jakarta) pada 14 Desember 1912. Nama yang dipakai adalah Vereniging voor de Effectenhandel, cabang dari Amsterdamse Effectenbeurs—Bursa Efek Amsterdam di Belanda. Lalu seperti apa perjalanan lantai bursa saham tanah air kini? Justcoffeecopy akan memberikan sekilas perjalanan PT Bursa Efek Indonesia sekaligus pencapaiannya. Perjalanan PT Bursa Efek Indonesia diawali sejak paruh ke-2 abad 19 saat dimana Pemerintah Hindia Belanda membuka perkebunan di Indonesia. Selanjutnya pasar modal tanah air dimulai dengan peresmian lantai perdagangan bursa saham di Batavia (Jakarta) pada 14 Desember 1912. Nama yang dipakai adalah Vereniging voor de Effectenhandel, cabang dari Amsterdamse Effectenbeurs—Bursa Efek Amsterdam di Belanda. Babak baru pasar modal di Indonesia diiringi dengan pendirian Badan Pelaksana dan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) tahun 1976 melalui PP No. 25/1976 ...

BUILDING GREATER IMPACT AND SHARING GROWTH

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memiliki komitmen untuk berperan serta dalam mendukung dan mensukseskan program Pemerintah,  khususnya dalam pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan bisnis inti Perseroan dalam bidang konstruksi. Melalui berbagai pembangunan infrastruktur yang telah diamanahkan oleh Pemerintah kepada Perusahaan, WIKA menghadirkan pengembangan infrastruktur dan bangunan yang memberikan dampak positif “Create Impact” serta manfaat kepada masyarakat (stakeholders).   Hadirnya infrastruktur dan bangunan dengan desain yang tidak hanya modern, namun infrastruktur dan bangunan yang memiliki konsep “social impact”, dengan manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Untuk mendukung upaya tersebut, WIKA terus melakukan perbaikan dalam berbagai bidang baik kemampuan Human Capital maupun dalam teknologi. Upaya tersebut telah membawa WIKA sebagai salah satu perusahaan yang terdepan dalam ...

Perusahan Beton Pracetak ini Memiliki 10 Pabrik dan Total Aset sebesar Rp4,66 triliun

Serangkaian proses perubahan telah Perseroan susun sesuai road map Perseroan hingga tahun 2020, untuk menjadikan Perusahaan yang kokoh, sehat, dan modern di masa depan. Hal itu Perseroan tempuh dengan bertumpu kepada kekuatan inovasi yang menjadi keunggulan utama Perseroan ini. Perseroan juga dikenal luas sebagai produsen produk-produk beton berkualitas tinggi yang mampu memberikan layanan engineering dan jasa instalasi antara lain pada tiang pancang balok jembatan, pipa, bantalan jalan rel kereta api, dinding penahan tanah, produk beton maritim, dan beton bangunan gedung. Berikut tahapan lanjutan dari perjalanan transformasi Perseroan yang memberikan kekuatan untuk terus menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.   PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton Tbk.) didirikan sebagai salah satu anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Persero)Tbk pada tahun 1997 dengan visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di industri produk beton pracetak. Saat ini WIKA Beton Tbk merupakan produsen b...