Pemasaran logam timah Perseroan hampir 95% untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Kini Perseroan memiliki lebih dari 2.287 mitra usaha terdaftar yang membantu proses bisnis Perseroan, baik yang berasal dari lokal daerah operasi, ataupun yang berasal dari luar Indonesia. Berikut pencapaian yang telah diraih oleh Perseroan.
Sejarah Perseroan bermula pada masa Pemerintahan Hindia Belanda dengan penambangan timah di Indonesia yang tersebar di daratan dan perairan sekitar kepulauan Bangka, Belitung dan Singkep. Di era kolonial itu, penambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha milik Pemerintah Hindia Belanda yang bernama Banka Tin Winning Bedrijf (BTW); sedangkan penambangan timah di Belitung dikelola oleh perusahaan swasta Belanda bernama Gemeenschappelijke Mijnbouw Billiton Maatschappij (GMB) dan di Singkep oleh perusahaan swasta Belanda NV. Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV. SITEM).
PT TIMAH (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, peleburan dan pengolahan hingga pemasaran dan distribusi. Perseroan mewarisi sejarah panjang usaha penambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun.
Saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (d/h. Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) dan Bursa Efek London pada tanggal 19 Oktober 1995 dengan kode perdagangan TINS. Namun, Perseroan telah delisting dari Bursa Efek London pada tanggal 12 Oktober 2006 sehingga saat ini hanya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Menyusul pencatatan sahamnya, nama Perseroan berubah menjadi PT TIMAH (PERSERO) Tbk. Setelah privatisasi tersebut, komposisi pemegang saham Perseroan terdiri dari Pemerintah (65%) dan Publik (35%).
Dalam rangka pengembangan bisnis, saat ini Perseroan telah memiliki sejumlah entitas anak, baik langsung maupun tidak langsung. Perseroan beserta entitas anak bergerak dalam bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan jasa yang berkaitan dengan bidang usaha pertambangan, serta bidang usaha berbasis kompetensi seperti sektor konstruksi, properti, jasa pelayanan rumah sakit dan usaha agro industri.
Perseroan berdomisili di Pangkalpinang, Bangka Belitung dan berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No. 51 Pangkalpinang, Bangka Belitung. Pada periode pelaporan, Perseroan juga belum tergabung dalam institusi internasional yang berfokus ke ranah fungsional yang bertujuan untuk advokasi kebijakan.
Pemasaran logam timah produk PT TIMAH (Persero) Tbk hampir 95% untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara negara yang menjadi tujuan ekspor timah, antara lain Asia yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Tiongkok, dan Singapura. Untuk wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda,Perancis, Spanyol, Italia, serta wilayah Amerika dan Kanada.
Pendistribusian produksi timah untuk ekspor dilakukan melalui pelabuhan di Singapura, sedangkan untuk pasar domestik dilaksanakan langsung melalui gudang yang ada di Jakarta. Sampai pada akhir periode pelaporan 2016, PT TIMAH (Persero) Tbk memiliki lebih dari 2.287 mitra usaha terdaftar yang membantu proses bisnis Perseroan, baik yang berasal dari lokal daerah operasi, ataupun yang berasal dari luar Indonesia.
Pendapatan Perseroan mencapai Rp6,97 triliun
Perseroan melewati masa‐masa sulit pada tahun 2016. Pada Triwulan I, Perseroan masih mencatatkan kerugian sebesar Rp138,84 miliar, dan pendapatan menurun sebesar 5,22% dibandingkan realisasi tahun 2015 dari semula sebesar Rp1.374,02 miliar menjadi Rp1.302,30 miliar. Sementara itu, Beban Pokok Pendapatan mengalami kenaikan sebesar 5,85% dibandingkan realisasi tahun 2015 dari semula sebesar Rp1.224,06 miliar menjadi Rp1.295,65 miliar.
Setelah melewati Triwulan I kinerja keuangan terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan membaiknya harga komoditi timah, sehingga pada akhir Desember 2016 pendapatan Perseroan mencapai Rp6,97 triliun, naik dibanding tahun 2015, yang mencapai Rp6,87 triliun. Pendapatan sebesar itu merupakan 76% dari target yang ditetapkan Perseroan, yakni Rp9,2 triliun. Kontribusi pendapatan dari bisnis timah masih dominan, mencapai 95% dari total pendapatan, sama dengan tahun 2015. Adapun produk non-timah dan bisnis berbasis kompetensi dari anak‐anak perusahaan baru mampu menyumbang pendapatan sebesar 5%, sama dengan
tahun 2015.
Realisasi Laba Bersih tahun 2016 tercatat sebesar Rp251,97 miliar, naik 148% dibandingkan tahun 2015, yang mencapai angka Rp101,56 miliar, atau 37% dari target yang ditetapkan dalam RKAP tahun 2016. Dari sisi produksi, Perseroan mencatat volume produksi bijih timah turun sebesar 8% menjadi 24.121 Ton, antara lain dikarenakan beberapa tahun terakhir Perseroan kurang intensif dalam melakukan investasi khususnya investasi alat produksi. Sedangkan produksi logam timah naik sebesar 13% menjadi 23.756 Mton. Sementara itu, volume penjualan logam timah turun sebesar 11% menjadi 26.677 Mton dibandingkan tahun sebelumnya. (sumber annual report PT TIMAH (Persero) Tbk 2016/Foto: Istimewa)


Comments
Post a Comment